Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olah Raga (Dikmudora) Kabupaten Kolaka belum menarik peredaran buku
pelajaran SD yang dinilai mengandung unsur pornografi. Pasalnya, dalam buku
itu, terdapat gambar wanita dan pria dengan alat vital yang terbuka.
Hal itu
diungkapkan LSM Lingkar Demokrasi Rakyat (Lider) yang menilai instansi
tersebut melakukan pembiaran dengan tidak menarik peredarannya di
lapangan.
“Tidak usah terlalu
berbelit-belit birokrasinya, saya kira Diknas harus bergerak cepat untuk
menyelesaikan masalah ini, karena berdampak pada perkembangan moral siswa.
Kalau mau serius, hari ini seharusnya sudah ditarik,” ungkap LSM itu, Rabu
(12/12).
Ketua Komisi III DPRD
Kolaka bidang Pendidikan, Rusman mengatakan, semestinya aparat hukum sudah
mengambil tindakan terhadap masalah itu dengan memanggil penerbitnya, atau
melakukan tindakan pencegahan.
“Kalau kita menyikapi
masalah ini, maka pihak yang berwenang harus cepat bereaksi dengan memanggil
penerbit buku untuk dimintai keterangannya,” ungkapnya.
Apa yang diungkapkan
sejumlah LSM terkait lambannya Diknas menarik buku itu dibantah Kepala
Bidang Pendidikan Dasar Dikmudora Kabupaten Kolaka, Andi Pangoriseng yang
dikonfirmasi Koran Tribun. Menurutnya, pengadaan buku itu dilakukan melalui
sebuah konsorsium yang jumlahnya mencapai 1000 eksamplar lebih .
Setelah gambat seronok di temukan, buku itu langsung ditarik dari
semua perpustakaan sekolah.
Selanjutnya, pihak
sekolah dan Dikmudora akan berembuk dengan komite sekolah dan para pemuka agama
untuk membahas dampak yang kemungkinan timbul dari beredarnya buku
tersebut.
“Buku itu memang tidak
pantas dibaca oleh semua kalangan, utamanya peserta didik. Siapa yang salah,
kita belum sampai menyimpulkan hal itu,” kata Pangoriseng.
Ditambahkannya, buku
berisi gambar berbau porno itu sebenarnya tidak untuk diberikan kepada siswa,
melainkan untuk pegangan guru, sekaligus bahan referensi mengajar.
Posting Komentar